Pages

Kamis, 19 Januari 2012

Tokoh Inspirasi Alkitab 1 : Nuh

Nuh adalah salah satu tokoh Alkitab yang sangat terkenal. Hidupnya benar di mata Tuhan. Pada zaman Nuh dan keluarganya hidup, mereka setia kepada Tuhan dan mematuhi perintah-Nya. Padahal, orang-orang yang hidup se-zaman dengan mereka menjalani hidup yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan. Mereka tidak terpengaruh dengan lingkungan sekitar mereka. Mereka tidak merasa takut dan tidak peduli akan sindiran orang-orang di sekitar mereka karena sikap mereka yang berbeda. Mereka berani untuk menjalani hidup yang berbeda di tengah-tengah orang yang hidup tidak sesuai dengan perintah Tuhan.

Tuhan sangat benci dengan hidup orang-orang pada zaman Nuh karena hidup mereka yang sangat bertentangan dengan-Nya. Hal tersebut menyebabkan Tuhan ingin memusnahkan mereka semua. Seakan-akan Tuhan merasa menyesal dengan menciptakan manusia di dunia. Hidup manusia sudah tidak sesuai lagi dengan keinginannya. Tapi, Tuhan tidak melupakan Nuh dan keluarganya. Hidup mereka yang setia membuat Tuhan tidak berniat memusnahkan mereka. Tuhan sangat sayang pada mereka. Agar Nuh dan keluarganya hidup saat Tuhan memusnahkan manusia-manusia yang lain, Tuhan memerintahkan mereka untuk membuat bahtera yang sangat besar. Tuhan berencana untuk mendatangkan air bah di atas bumi. Tuhan memerintahkan Nuh untuk membawa masuk sepasang dari setiap jenis hewan yang haram dan tujuh pasang hewan yang tidak haram dan burung-burung ke dalam bahteranya. Nuh mematuhi perintah Tuhan tanpa terkecuali. Dia setia dalam mengerjakan bahtera yang sangat besar. Panjang bahteranya 300 hasta, lebarnya 50 hasta, dan tingginya 30 hasta. Menurut kamus Alkitab, 1 hasta = 45 cm. Jadi, kalau dikonversi panjang bahteranya = 300 x 45 = 13500 cm = 135 m. Panjang, kan? Walaupun sebesar itu, Nuh tidak keberatan. Ia tidak mengeluh baik di depan maupun di belakang Tuhan. Dalam membuat bahteranya, ia ditertawakan oleh orang lain. Orang lain menganggap Nuh adalah orang gila. Tapi hal tersebut tidak menghalangi Nuh untuk melakukan perintah Tuhan. Ia juga mengumpulkan hewan-hewan seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Bisa kita rasakan betapa lelah dan penuh risiko mengumpulkan hewan-hewan, apalagi hewan liar.
Hujan yang tiada henti selama 40 hari 40 malam mengguyur bumi hingga terbentuk air bah. Ternyata Tuhan tidak main-main. Ia benar-benar memusnahkan manusia dan hewan kecuali yang ada di dalam bahtera Nuh. Air bah yang bertahan selama 150 hari di bumi menyebabkan tidak ada manusia dan hewan yang bertahan hidup di bumi.
Mungkin di antara kita pernah mendengar peribahasa “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”. Peribahasa ini sepertinya cocok untuk menggambarkan hidup Nuh dan keluarganya. Mereka harus berlelah-lelah membuat bahtera yang sangat besar, padahal jumlah mereka sangat sedikit. Belum lagi mengumpulkan hewan-hewan dan menanggung cemooh dari orang lain yang menganggap mereka gila. Namun, iman dan percaya mereka kepada Tuhan tidak tergoyahkan. Akhirnya, mereka lah yang selamat dari murka Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Kita juga mau, kan, seperti Nuh yang diselamatkan Tuhan? Tapi, apa kita harus bangun bahtera yang sangat besar seperti punya Nuh? Kita tidak perlu melakukan hal se-ekstrim yang dilakukan Nuh. Bapa tahu isi hati kita. Jika kita melakukan hal seperti yang dilakukan Nuh agar dapat kebahagiaan, itu adalah sebuah kesalahan. Mungkin kita dapat mulai dari tindakan-tindakan yang sederhana, seperti mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, tidak menunda-nunda, mempererat persekutuan pribadi dengan Tuhan, dan lain-lain sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Dan yang harus menjadi tujuan utama dari  kesungguhan kita melakukan hal-hal tersebut adalah untuk menyenangkan hati Tuhan dan mengucap syukur atas keselamatan dari maut yang kekal. Berkat yang kita terima akan diatur oleh Tuhan, jangan kita yang mengatur Tuhan mengenai apa yang akan kita terima.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More