Pages

Rabu, 18 Januari 2012

Allah Itu Baik

Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya masalah. Masalah yang dihadapi setiap orang tidak sama, tiap orang memiliki masalah yang variatif. Ada yang memiliki masalah dengan kesehatan, ekonomi, sosial,dan lain sebagainya. Misalnya saja masalah dengan kesehatan, pastilah setiap orang memiliki masalah yang berbeda dengan kesehatannya. Tidak mungkin semua orang di dunia ini menderita malaria, misalnya. Ada yang mengalami penyakit jantung, hepatitis, flu, dan banyak lagi penyakit yang lain. Atau masalah dengan ekonomi, tidak mungkin semua orang di dunia ini mempunyai masalah yang sama, seperti tidak mampu membayar biaya rumah sakit, misalnya. Ada orang yang bahkan untuk makan saja tidak memiliki uang, ada orang yang tidak mampu membayar pendidikan anaknya, ada yang bahkan berkeliling dunia berkali-kali pun sanggup. Kesimpulannya, masalah yang dihadapi setiap orang berbeda-beda.
Karena perbedaan ini, biasanya di dalam hati kita timbul rasa cemburu terhadap orang lain. "Kok masalahku tidak selesai-selesai?", "Kok aku gagal, tapi dia berhasil?", "Kok penyakitku tidak sembuh-sembuh, tapi dia cuma sehari langsung sembuh?", "Kok aku susah bergaul, tapi dia punya teman yang banyak?" Pertanyaan-pertanyaan tersebut pasti sering muncul (minimal pernah) dalam benak kita. Kadang masalah yang datang bertubi-tubi, sampai kita tidak tahu mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Kalau bukan, masalah yang datang tidak kunjung selesai. Padahal kita sudah mengusahakan banyak cara yang kita bisa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akhirnya kita mulai jenuh, lalu menyalahkan Tuhan. Ada sebuah lagu yang mendeskripsikan kebaikan Tuhan pada manusia, begini liriknya.
Allah itu baik, sungguh baik bagiku
Ditunjukkannya kasih setia-Nya
Dia menyediakan yang ku perlukan
Menyatakan kebaikan, menyatakan kebaikan
Menyatakan kebaikan-Nya padaku
Kasih setia-Nya tak pernah berubah
Dulu, sekarang, dan selamanya
Ajaiblah kuasa dalam nama-Nya
Yesusku luar biasa
Melihat lirik lagu di atas, kita jadi tahu kalau Allah itu baik, baik sekali. Apa benar? Apa benar, kalau Allah itu baik seperti lirik lagi di atas? Apa benar, Tuhan menyediakan yang aku perlukan? Kalau Tuhan baik, kok masalahku tidak selesai selesai? Apa Tuhan suka melihat aku menderita? Katanya Tuhan menyediakan yang aku perlukan, mana buktinya? Masalahku tidak kunjung-kunjung selesai. Kalau kasih setia-Nya tidak pernah berubah, mengapa orang lain tidak mengalami seperti aku? Kalau Yesus luar biasa, harusnya Dia sanggup dong menyelesaikan masalahku. Tapi kok seperti ini? Bla, bla, bla....
Sebenarnya siapa Bapa itu? Ya, Dia adalah Pencipta kita. Dialah pemilik hidup kita. Jadi, apakah kita berhak marah dan menyalahkan Tuhan? Misalnya saja kita sudah menolong orang saat kecelakaan tapi dia justru menuduh kita yang mencelakakannya. Kita pasti marah, kan? Tapi Bapa kita adalah penuh kasih, Ia tidak pernah marah saat kita menyalahkan-Nya atas masalah kita.
Pernahkah kita lari kepada Tuhan saat menghadapi masalah kita? Kita cenderung menginginkan penyelesaian yang instan atas masalah kita. Coba kita melihat ke belakakng, ke masa lalu kita. Kita sudah dikaruniakan napas kehidupan, kita sudah dikaruniakan orang-orang yang menyayangi kita, bahkan kita sudah dikaruniakan kebebasan dari maut yang abadi dengan pengorbanan Anak-Nya (Yohanes 3 : 16). Mau, masalahnya selesai tapi pada akhirnya maut yang abadi akan menemani kita selama-lamanya?
Saudara-saudara, kita pasti tahu kisah tentang Ayub, salah satu tokoh Alkitab yang sangat terkenal. Ia juga pernah menyalahkan Tuhan atas pencobaan yang Ia alami, walaupun dalam hidupnya selalu memuliakan nama Tuhan. Tapi Ia akhirnya sadar akan kuasa Tuhan dan Ia kembali pada imannya yang teguh akan Tuhan. Dan apa yang terjadi? Tuhan memberikan kepada Ayub jauh lebih banyak dari pada yang Ayub pernah miliki sebelum dicobai.
Mari kita ambil waktu sejenak untuk menghitung berkat Tuhan yang sudah kita alami. Sangat banyak, bukan? Jika itu belum meyakinkan kita akan kuasa dan kebaikan Tuhan, ambillah sedikit waktu untuk menyerahkan masalah kita sepenuhnya kepada Tuhan sambil terus berusaha. Memohon petunjuk dari Tuhan akan masalah kita. Dan tetap percaya bahwa Tuhan akan memberi kekuatan kepada kita jika Ia mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita. Persekutuan pribadi dengannya adalah hal yang paling penting yang harus kita lakukan tanpa terputus.
Yesaya 55 : 8, jalan dan rancangan Tuhan bukan jalan dan rancangan manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More