Pages

Minggu, 29 April 2012

Saat Teduh 29 April 2012

BATU PIJAKAN

Daniel 3 : 1 - 30


Seorang pria yang terbiasa melakukan pendakian gunung sedang berjalan-jalan dengan temannya yang baru pertama kali mendaki gunung. Jalan yang didaki itu memang tidak mudah untuk dilalui, sehingga si pemula itu mengeluh kepada pria tersebut, “Mengapa jalan ini tidak mulus, tetapi penuh dengan baru karang dan tonjolan-tonjolan?” Dengan bijak pria itu menjawab, “Tentu saja harus begitu, sebab tonjolan-tonjolan itu justru menjadi tempat kamu berpijak agar kamu bisa mendaki ke tempat yang lebih tinggi.”
Bukankah kadangkala kita bersikap seperti pendaki pemula yang mengeluhkan batu karang dan batu tonjolan itu? Kita mengeluh saat Tuhan mengijinkan “tonjolan-tonjolan” yang keras dan kasar, padahal sebenarnya lewat tonjolan-tonjolan itu kita justru akan naik lebih tinggi lagi. Daripada menghadapi tonjolan-tonjolan itu, kita lebih suka untuk meminta Tuhan memindahkan tonjolan-tonjolan itu sehingga jalan kita menjadi mulus. Kita selalu berdoa kepada Tuhan agar Ia mengangkat setiap masalah yang kita hadapi, bukannya kita berdoa agar Ia memberikan kekuatan dan kemampuan agar kita bisa berdiri di atas tonjolan-tonjolan itu!
Sangat mudah bagi Tuhan untuk mengangkat dan memindahkan tonjolan-tonjolan itu dalam hidup kita, namun jika Ia melakukannya, maka kita tidak akan pernah naik lebih tinggi, apalagi mencapai puncak rencana Allah. Baiklah kita menyadari bahwa batu tonjolan itu bukan menjadi penghalang bagi kita, melainkan sebagai batu pijakan bagi kita. Cara pandang yang seperti inilah yang membuat kehidupan rohani kita bertumbuh dan naik level!
Ingat, orang-orang yang sudah mencapai puncak selalu lebih dulu mengatasi batu tonjolan dalam hidupnya sebagai tempat pijakan. Penjara bagi Yusuf adalah batu pijakan yang menghantarnya sebagai penguasa Mesir. Gua singa bagi Daniel adalah batu pijakan yang membuatnya menjadi wakil raja Darius. Dapur api bagi Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjadi batu tonjolan yang membuat mereka justru dipromosikan Tuhan di hadapan raja Nebukadnezar. Badai dalam hidup Ayub menjadi batu tonjolan untuk menguji kualitas iman Ayub dan membuat Allah mengembalikan dua kali lipat dari apa yang pernah hilang dari hidup Ayub. Batu tonjolan seperti apa yang dapat Anda jadikan sebagai batu pijakan?
Penderitaan adalah batu tonjolan yang menjadi tempat pijakan untuk menuju puncak.


Source: www.renungan-spirit.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More